ANCAMAN cekal terhadap Indonesia dari keanggotaan FIFA membuat PSSI ketar-ketir. Agar terhindar dari "bencana" besar bagi persepakbolaan nasional itu, PSSI berusaha melobi otoritas sepak bola dunia itu lewat Dali Tahir, deputi Sekjen PSSI Bidang Hubungan Luar Negeri yang juga anggota Komite Etika FIFA.
Sejak pekan lalu, Dali Tahir berada di Zurich, Swiss. Hari ini, pukul 12.00 waktu Zurich, Dali Tahir akan bertemu Sekjen FIFA Jerome Valcke di Kantor FIFA. Dali akan melaporkan apa yang sebenarnya terjadi di Indonesia. Saat dihubungi Jawa Pos tadi malam, pria 63 tahun itu mengungkapkan bahwa dirinya membawa misi agar FIFA tidak tergesa-gesa mencekal Indonesia.
Dali Tahir akan berusaha meminta waktu kepada organisasi pimpinan Sepp Blatter itu untuk mempertemukan pihak-pihak yang berseteru guna mencari titik temu. Pada Jumat malam lalu, beber Dali Tahir, FIFA mengirim surat elektronik kepada PSSI yang isinya menyatakan bahwa pemerintah Indonesia lewat Menpora Andi Mallarangeng sudah mengintervensi PSSI dan itu bisa berbuah sanksi pencekalan.
"Tapi, sanksi dari FIFA tidak begitu saja dijatuhkan. Butuh proses. Exco FIFA yang memutuskan itu setelah mengundang emergency committee segala semacam. Exco FIFA baru bersidang beberapa hari mendatang," kata Dali Tahir tadi malam.
"Nah, sebelum ada keputusan cekal atau tidak, saya minta waktu kepada FIFA agar ada kesempatan bagi pemerintah dan PSSI berunding untuk mencari kata sepakat," lanjutnya.
Dali mengungkapkan, dengan kapasitasnya sebagai salah satu anggota Komite Etika FIFA, dia yakin apa yang disampaikannya akan didengar dan menjadi rekomendasi. Pria kelahiran Sumatera itu mengaku siap menjadi mediator untuk mempertemukan pihak-pihak yang saat ini berbeda pendapat.
"Demi kebaikan bersama, kita harus duduk satu meja untuk menyelesaikan semua persoalan yang ada saat ini. Kita harus mencari jalan keluar terbaik. Tidak ada pihak yang merasa menang dan kalah. Negara lain sudah melangkah jauh, masak kita masih berebut pepesan kosong seperti ini. Marilah kita duduk bersama dan jangan sampai ada yang merasa kehilangan muka. Saya siap jadi mediatornya," bebernya.
Dali Tahir mengaku paham jika banyak yang tidak suka dengan sosok Ketua Umum PSSI Nurdin Halid. Menurut dia, kalau tidak suka dengan Nurdin Halid, jangan PSSI yang diobok-obok. Tidak semua pengurus PSSI jelek. "Sebagai pihak yang cukup lama berkecimpung di PSSI dan FIFA saya siap dipanggil Pak Menpora untuk dimintai pandangan dan masukan," bebernya.
Dorongan agar semua pihak yang bersilang pendapat saat ini bertemu juga dikemukakan plt manajer timnas U-23 Iman Arif. Menurut dia, harus ada win-win solution demi kemajuan sepak bola Indonesia. Menurut Iman, risikonya akan sangat besar jika FIFA sampai menjatuhkan sanksi kepada Indonesia.
"Semua persiapan yang kita buat untuk menyongsong kualifikasi Olimpiade dan SEA Games 2010 tidak ada gunanya lagi. Begitu juga naturalisasi beberapa pemain yang sudah kita lakukan. Semoga saja semua bisa legawa dan segera duduk bersama," katanya.
"Saat ini ada tiga pemain keturunan Indo-Belanda yang proses naturalisasinya hampir rampung. Yaitu, Ruben Wuarbanaran, Diego Michiels, dan Joey Suk. Mereka diproyeksikan memperkuat timnas U-23 di leg kedua prakualifikasi Olimpaide 2012 di Turkemnistan, 9 Maret mendatang. Setelah itu ketiganya menjadi tulang punggung timnas SEA Games November nanti dan memperkuat timnas senior di kualifikasi Piala Dunia Juli mendatang.
Secara terpisah, tadi malam kubu Arifin Panigoro dan George Toisutta mengundang para pendukungnya untuk silaturahmi di salah satu hotel di Jakarta. Siang ini duet yang saat ini dianggap motor perubahan persepakbolaan tanah air itu akan menggelar press conference pasca keluarnya keputusan Komite Banding.